Klasifikasi Jembatan

October 23, 2017
Pada postingan ini saya menulis perihal jembatan, bukan dari perencanaan dan pelaksanaanya tetatpi materi seputar jembatan diantaranya klasifikasi dan jenis – jenis jembatan itu, sebelumnya dibawah ini adalah definisi secara umum pengertian dari jembatan.

Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jembatan.
Keberadaan jembatan saat ini terus mengalami perkembangan, dari bentuk sederhana sampai yang paling kompleks, demikian juga bahan – bahan yang digunakan mulai dari bambu, kayu, beton dan baja. Penggunaaan bahan baja untuk saat – saat sekarang maupun di masa mendatang.
Macam - Macam Klasifikasi Jembatan
Apakah kalian mengetahui setiap jembatan itu mempunyai klasifikasi baik ditinjau dari bentur struktur ataupun dari material jembatan itu sendiri, untuk itu saya postingkan gambar dan keterangan sebagai alat bantu untuk memahami berbagai tipe jembatan.
Menurut Siswanto (1999), jembatan dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam jenis/tipe menurut fungsi, keberadaan, material yang dipakai, jenis lantai kendaraan dan lain-lain seperti berikut:
Jembatan Ditinjau Dari Material Yang Digunakan
Klasifikasi jembatan menurut material yang digunakan dibedakan atas bahan yang dominan dipergunakan, terutama bahan sebagai struktur utama bangunan atas, berikut jembatan ditinjau dari material yang digunakan dibedakan menjadi:
1)  Jembatan Kayu (Log Bridge)
Klasifikasi Jembatan
Jenis-Jenis Jembatan
Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana ditinjau dari segi konstruksi yang sangat mudah, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari material kayu yang sifatnya darurat atau tetap, dan dapat dikerjakan/dibangun tanpa peralatan modern.
Jembatan ini sangat dikenal oleh manusia, ketika masa lampau untuk menghubungkan sungai cukup menggunakan kayu, entah dari pohon yang tumbang atau sengaja dirancang, salah satu ahli mengatakan bahwa jembatan yang terbuat dari material kayu, merupakan jembatan yang mudah diperbaharui.
Dari segi materialnya kayu memmpunyai beberapa keuntungan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut ini:
a)  Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
b) Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan tenaga ahli yang tinggi. Sebagai contohnya pada sambungan konstruksi jembatan baja memerlukan peralatan dan ketrampilan tenaga kerja tersendiri, sedangkan pada konstruksi kayu dapat menggunakan bor tangan.
c)   Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana menguntungkan untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat dipasang tanpa bekisting dan tulangan, sehingga menghemat biaya.
d)  Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton.
e)  Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar dan dipadukan dengan lingkungan sekitar.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi sederhana dengan bentang pendek, karena untuk jembatan dengan bentang yang panjang, material kayu sudah tidak ekonomis lagi.
2)  Jembatan Baja (Steel Bridge)
Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja: deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel, pada jembatan baja saya akan menerangkan jembatan rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan untuk mendistribusikan beban ke setiap rangka-rangkanya. Rangka batang tersebut terdiri dari batang tarik dan batang tekan.
Batang tarik adalah batang yang menerima beban tarik. Desain untuk batang tarik didasarkan atas ijin tegangan tarik dimana tegangan yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan ijin. Apabila ada lubang maka luas penampang adalah luas netto (luas brutto-luas lubang). Untuk menahan beban berguna dipakai factor of safety (faktor keamanan) yang cukup terhadap kehancuran.
Batang tekan yang merupakan batang dari suatu rangka batang. Batang ini dibebani gaya tekan aksial searah panjang batangnya. Kolom juga merupakan batang tekan tegak yang bekerja untuk menahan balok-balok loteng, rangka atap, lintasan crane dalam bangunan pabrik dan sebagainya yang untuk seterusnya akan melimpahkan semua beban tersebut ke pondasi.
3)  Jembatan Beton (Concrete Bridge)
Jembatan yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan pada abad ke 19, industry semen mendominasi setelah tahun 1865, beton banyak digunakan untuk jembatan lengkung dan konstruksi bagian bawah, jembatan beton bertulang pertama kali dibangun setelah ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk struktur, yaitu di prancis pada tahun 1875.
Selama beberapa dekade jembatan beton bertulang dibangun untuk jembatan dengan bentang pendek, terutama pada awal tahun 1890 dan semakin meningkat pada abad ke 20. Slab dan gelagar jembatan beton bertulang secara luas digunakan untuk bentang-bentang pendek untuk beberapa dekade.
4)  Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)
Pada tahun 1928 pengguanaan beton prategang modern dikemukaan pertama kali di prancis, ia mengaplikasikan kawat – kawat baja berkualitas tinggi pada balok prategang dengan system penegangan pra – penegangan (pre tensioning) dan pada tahun 1940 magnel mengembangkan system pasca penegangan yang lebih dikenal dengan magnel system of Belgium.
Pada tahun 1950 dikembangkan jembatan beton prategang segmental (cast in place), jembatan segmental ini bisa disebut juga pracetak (precast) atau cetak di tempat (cast in place) dengan menggunakan metode konstruksi kantilever yang dikerjakan bentang demi bentang, dipasang tahap demi tahap atau dipasang dengan system incremental launching.
Konstruksi jembatan beton prategang segmental dapat mencapai panjang bentang 800 ft yaitu 250 meter atau bentang seri 1000 ft yaitu 300 meter. Bila digunakan dlam jembatan cable stayed jarak bentang dapat mencapai 1500 ft yaitu 450 meter.
5)  Jembatan Komposit (Composite Bridge)
jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.
Jembatan komposit yang umum digunakan adalah kombinasi antara bahan konstruksi baja dengan beton bertuang, yaitu dengan mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan beton bertulang sebagai plat lantai jembatan.
6)  Jembatan Bambu
Merupakan jembatan sederhana yang materialnya terbuat dari bamboo, seperti yang sudah saya tulis pada jembatan dengan material kayu, jembatan ini cukup dikenal oleh manusia dan banyak dijumpai, pembuatanya juga tidak memerlukan perlatan modern sehingga mudah dirancang oleh manusia dengan peralatan yang seadanya contohnya dibuat seperti anyaman, jembatan dengan material bambu digunakan pada jembatan pendek dan tidak terlalu panjang.
7)  Jembatan Pasangan Batu Kali/Bata
Jembatan jenis ini seluruh struktur baik srtuktur atas dan struktur bawah dibuat dari pasangan batu kali atau bata merah yang merupakan jenis jembatan dengan system gravitasi yang kekuatanyamengandalkan dari berat struktur. Bentuk dari jembatan ini sebagian besar berbentuk struktur lengkung dibagian bentang yang harus menahan beban utama.
Jembatan Ditinjau Dari Analisa Struktur Konstruksi
1)  Jembatan Statis Tertentu
Disebut statis tertentu karena bangunan tersebut mengunakan system yang paling sederhana, Suatu konstruksi disebut statis tertentu jika bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan yaitu:
a)  -V = 0 (jumlah gaya-gaya vertikal antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol)
b)  -H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara aksi (beban) dan reaksi sama dengan nol).
c)   -M = 0 (jumlah gaya-gaya momen antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol).
2)  Jembatan Statis Tak Tentu
Dikatakan statis tak tentu ialah jika suatu struktur tidak bisa diselsaikan dengan hanya pertolongan persamaan keseimbangan, dalam syarat keseimbangan ada 3 persamaan, apabila sebuah struktur yang mempunyai reaksi perletakan lebih dari tiga, maka reaksi-reaksi perketakan tersebut tidak bisa dihitung hanya dengan 3 persamaan keseimbangan.
Jembatan Ditinjau Dari Fungsi Atau Kegunaannya
1)  Jembatan Untuk Lalu Lintas Kereta Api
Jembatan yang digunakan untuk menhubungkan rel yang leintasi rintangan seperti sungai, jalan untuk dilewati kereta api.
2)  Jembatan untuk lalu lintas biasa atau umum
Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan jalan raya yang melintasi sungai atau jalan lain dengan tujuan agar bisa dilintasi oleh kendaraan darat.
3)  Jembatan Berfungsi Ganda
Jembatan dimana sisi atas dan bawah digunakan untuk melintasi dengan objek yang berbeda, seperti jembatan cirahong, bagian atas digunakan untul rel perlintasan kereta api, sementara dibawah untuk mobill, motor.
4)  Jembatan Khusus
Jembatan khusus dibuat untuk pipa – pipa perusahaan minyak dari satu daerah ke daerah lainya, Karena pipa tersebut tidak selamanya harus tertanam didalam tanah.
Jembatan Ditinjau Menurut Sifat – Sifat Jembatan
1)  Jembatan Sementara Atau Darurat
Dikatan jembatan sementara atau darurat karena jembatan tersebut diperuntukan dan dibangun pada keadaan tertentu, missal jembatan yang sedang di renovasi kemudian dibuatkan jembatan semnetara yang terbuat dari material pohon kelapa dengan tujuan agar jembatan tersebut masih bisa difungsikan.
2)  Jembatan Tetap Atau Permanen
Jembatan dikatakan tetap atau permanen ialah jembatan yang dirancang untuk keberadaannya dapat dimanfaatkan terus atau sesuai umur rencana jembatan atau tidak terikat waktu, jembatan ini berupa jembatan kayu, jembatan baja, jembatan beton bertulang.
3)  Jembatan Bergerak
Disebut jembatan bergerak karena jembatan tersebut dirancang dapat dipindahkan atau dapat dibuka untuk jalur air yang amat atau watercrafts atau jembatan dapat diputar, dibuka ditutup seperti jembatan yang melintasi sungai atau lautan yang bisa dibuka untuk kapal lewat.
Jembatan bergerak biasanya dibuat pada sungai dimana kapal besar yang lewat memerlukan ketinggian yang cukup tetapi pembuatan jembatan dengan pilar sangat tinggi dianggap tidak ekonomis. Ada tiga macam tipe jembatan bergerak yaitu:
a.   jembatan terbuka (bascule bridges),
b.   jembatan terangkat vertikal (verticalift bridges),
c.   jembatan berputar (swing bridges).
Jembatan terbuka atau bascule bridges biasanya digunakan untuk bentang yang tidak terlalu panjang dengan bentang maksimum 100 m. Jembatan terangkat vertikal atau vertical lift bridges biasanya digunakan untuk bentang yang lebih panjang yaitu sekitar 175 m, tetapi jarak bersih yang didapat tergantung dari seberapa tinggi jembatan dapat dinaikan.
Pada umumnya ketinggian maksimum untuk mendapatkan jarak bersih adalah sekitar 40 m. Jembatan berputar mempunyai keuntungan karena kapal yang akan lewat tidak dibatasi ketinggiannya. Jembatan berputar dapat digunakan dengan bentang sampai dengan 160 m.
Jembatan Ditinjau Dari Bentuk Struktur Konstruksi
Struktur jembatan mempunyai berbagai macam tipe, baik dilihat dari bahan strukturnya maupun dari bentuk strukturnya. Masing-masing tipe struktur jembatan cocok digunakan untuk kondisi yang berbeda. Menurut Satyarno (2003), sesuai dengan perkembangan, bentuk jembatan berubah dari yang sederhana menjadi yang sangat komplek. Secara garis besar terdapat sembilan macam perencanaan jenis jembatan yang dapat digunakan, yaitu:
1)  Jembatan Gelagar Biasa
Jembatan seperti ini digunakan pada jembatan bentang pendek sampai sedang dan beban hidup yang lewat relative kecil seperti jembatan penyebrang orang dan sebagainya.
Gelagar induk jembatan ini merupakan struktur balok biasa yang menumpu pada kedua abutment dengan susunan struktur. sperti pada jembatan gelagar biasa dengan material kayu dan baja atau beton.
Jembatan balok adalah jenis jembatan yang paling sederhana yang dapat berupa balok dengan perletakan sederhana (simple spans) maupun dengan perletakan menerus (continous spans).
Jembatan balok terdiri dari struktur berupa balok yang didukung pada kedua ujungnya, baik langsung pada tanah/batuan atau pada struktur vertikal yang disebut pilar atau pier. Jembatan balok tipe simple spans biasa digunakan untuk jembatan dengan bentang antara 15 meter sampai 30 meter dimana untuk bentang yang kecil sekitar 15 meter menggunakan baja (rolled-steel) atau beton bertulang dan bentang yang berkisar sekitar 30 meter menggunakan beton prategang.
2)  Jembatan Portal
Merupakan jembatan rangka baja yang sisi kiri kanan dan atasnya, memiliki konstruksi yang menyambung dari batang satu ke batang lainya. Struktur portal adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling berhubungan yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau sistem-sistem lantai.
3)  Jembatan Rangka
Jembatan rangka batang mempunyai tipe rangka yang banyak jenisnya. Stuktur jembatan jenis ini terbuat dari material baja digunakan untuk bentang jembatan yang relative panjang, biasanya yang umum ditemukan struktur rangka batang dipasang di bagian kiri – kanan.
Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari bahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang membentuk pola-pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan untuk bentang 20 m sampai 375 m. Ada banyak tipe jembatan rangka yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
a.   pratt truss,
b.   parker pratt truss,
c.   baltimore pratt truss,
d.   pennsylvania-petit pratt truss,
e.   warren truss,
f.    subdivided warren truss,
g.   howe truss,
h.   whicert truss,
i.    cantilever through top truss,
j.    cantilever through top and bottom trus
4)  Jembatan Gantung
Jembatan gantung merupakan struktur jembatan yang terdiri dari struktur penopang yang berupa tiang, pilar atau menara, struktur jembatan berupa gelagar induk dan gelagar melintang, lantai kendaraan, pejangkar kabel dan kabel penggantung yang membentang sepanjang bentang sejajar dengan arah memanjang jembatan, dimana kabel sebagai struktur utama yang mentransfer seluruh beban ke bagian bawah jembatan yang berupa abutment, penjangkar kabel dan tiang penopang.
Jembatan gantung terdiri dari dua kabel besar atau kabel utama yang menggantung dari dua pilar atau tiang utama dimana ujung-ujung kabel tersebut diangkurkan pada fondasi yang biasanya terbuat dari beton.
Dek jembatan digantungkan pada kabel uatma dengan mengunakan kabel-kabel yang lebih kecil ukurannya. Pilar atau tiang dapat terbuat dari beton atau rangka baja. Struktur dek dapat terbuat dari beton atau rangka baja. Kabel utama mendukung beban struktur jembatan dan mentransfer beban tersebut ke pilar utama dan ke angkur. Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang digunakan untuk betang-bentang besar yaitu antara 500 m sampai 2000 m atau 2 km.
5)  Jembatan Kabel Penahan
Jembatan kabel merupakan suatu pengembangan dari jembatan gantung dimana terdapat juga dua pilar atau tower. Akan tetapi pada jembatan kabel dek jembatan langsung di hubungkan ke tower dengan menggunakan kabelkabel yang membentuk formasi diagonal, Kalau pada jembatan gantung struktur dek dapat terbuat dari rangka baja maupun beton, pada jembatan kabel umumnya deknya terbuat dari beton.
Jembatan kabel ini juga digunakan untuk bentang-betang besar tetapi tidak sebesar bentang pada jembatan gantung. Besar bentang maksimum untuk jembatan kabel sekitar 500 m sampai 900 m.
6)  Jembatan Pelengkung/Busur
Merupakan suatu tipe jembatan yang menggunakan prinsip kestabilan dimana gaya-gaya yang bekerja di atas jembatan di transformasikan ke bagian akhir lengkung atau abutment.
Jembatan lengkung dapat dibagi menjadi 11 macam yaitu:
a)  fixed arch,
b)  one-hinged arch,
c)   two-hinged arch,
d)  three-hinged arch,
e)  solid ribbed arch (tied arch),
f)   spandrel braced (cantilever) arch,
g)  trussed deck arch,
h)  trussed through arch (tied arc),
i)   trussed through arch,
j)   closed spandrel deck arch,
k)   open spandrel deck arch.
Jembatan lengkung dapat dibuat dari bahan batu, bata, kayu, besi cor, baja maupun beton bertulang dan dapat digunakan untuk bentang yang kecil maupun bentang yang besar. Jembatan lengkung tipe closed spandrel deck arch biasa digunakan untuk bentang hanya sekitar 0.5 m sampai 2 m dan biasa disebut dengan gorong-gorong. Untuk bentang besar jembatan lengkung dapat digunakan untuk bentang sampai 500 m.
7)  Jembatan Pelat
Jembatan ini merupakan beton bertulang yang antara gelagar induk dan pelat lantai kendaraan dicor bersamaan dan menyatu sebagai balok T.
8)  Jembatan Kantilever (Cantilever Bridges)
Jembatan kantilever adalah merupakan pengembangan jembatan balok. Tipe jembatan kantilever ini ada dua macam yaitu tipe cantilever dan tipe cantilever with suspended span. Pada jembatan kantilever, sebuah pilar atau tower dibuat dimasing-masing sisi bagian yang akan disebrangi dan jembatan dibangun menyamping berupa kantilever dari masing-masing pilar atau tower. Pilar atau tower ini mendukung seluruh beban pada lengan kantilever.
9)  Jembatan Terapung (Floating Bridges)
Jembatan terapung dibuat dengan mengikatkan dek jembatan pada pontonponton sebagaimana dilihat pada Gambar 2.23. Ponton-ponton ini biasanya jumlahnya banyak sehingga jika salah satu ponton terjadi kebocoran maka tidak begitu mempengaruhi atau membahayakan kestabilan jembatan apung secara keseluruhan. Kemudian ponton yang terjadi kebocoran ini dapat diperbaiki.
Jembatan terapung pada mulanya banyak digunakan sebagai jembatan sementara oleh militer. Namun kini jembatan terapung banyak digunakan apabila kedalaman air yang akan dibuat jembatan cukup dalam dan kondisi tanah dasar sangat jelek sehingga sangat sulit untuk membuat fondasi jembatan. Saat ini ponton-ponton yang digunakan pada jembatan terapung dapat dibuat dari beton dimana bentang total dapat mencapai sebesar 2 km.
10) Jembatan Kombinasi (Combination Bridges)
Jembatan kombinasi adalah jembatan yang menggunakan lebih dari satu jenis jembatan. Hal ini terutama untuk jembatan dengan bentang sangat besar dimana penggunaan s satu jenis jembatan tidak ekonomis.
Jembatan Yang Dapat Digerakkan (Umumnya Dari Baja)
1)  Jembatan Yang Dapat Berputar Diatas Poros Mendatar, Seperti:
a)  jembatan angkat
Jembatan angkat seperti yang melintasi lautan, kemudian jembatan bisa diangkat untuk perlintas kapal.
b)  Jembatan Baskul
Jembatan baskus terbuat dari pelat baja, jembatan baskul banyak dijumpai pada truk sebagai pelat injak turunnya kendaraan mobil, motor atau lainya dari truk.
c)   jembatan lipat strauss.
Jembatan lipat strauss umumnya digunakan untuk pejalan kaki, banyak dijumpai di taman – taman luar negri, tetati memungkinkan juga berada di tempat lain, lebar jembatan ini relative kecil, jembatan lipat strauss terbuat dari baja, bentuknya seperti jembatan lainya tetapi ketika dilipat membentuk lingkaran atau setengah lingkaran.
2)  Jembatan yang dapat berputar diatas poros mendatar dan yang dapat berpindah sejajar mendatar,
3)  Jembatan yang dapat berputar diatas poros tegak atau jembatan putar,
4)  jembatan yang dapat bergeser kearah tegak lurus atau mendatar:
a)  Jembatan Angkat
jembatan angkat juga termasuk jembatan yang dapat bergeser kea rah tegak lurus/mendatar dan jembatan yang dapat diputar pada pros mendatar, jenis jembatan ini seperti yang melintasi lautan, kemudian jembatan bisa diangkat untuk perlintas kapal.
b)  Jembatan Beroda
Dikatakan beroda karena mempunya roda yang berdungsi untuk maju mundurnya dari abutment ke pilar atau dari pilar satu ke pilar lainya, jembatan jenis seperti ini terbuat dari material baja dan banyak dijumpai ketika instalasi girder, ketika launching girder di Tarik ke tengah menggunakan jembatan beroda atau istilah lain dari jembatan beroda adalah bailey.
c)   Jembatan Goyah
Dikatakan goyah karena jembatan ini lentur ketika di injak, jembatanya relative pendek atau sedang sementara lebarnya rata rata 1 meter, jenis jembatan seperti ini biasanya untuk digunakan pejalan kaki melintasi sungai, bentuk nya seperti jembatan gantung.
Klasifikasi Jembatan Menurut Kelas Bina Marga
1)  Jembatan Kelas Standar (A/I)
Merupakan jembtan kelas standar dengan perencanaan 100% muatan “T” dan 100% muatan “D”. Dalam hal ini lebar jembatan adalah (1,00 + 7,00 + 1,00) meter.
2)  Jembatan Kelas Sub Standar (B/II)
Merupakan jembatan kelas standar dengan perencanaan 70% muatan “T” dan 70% muatan “D” dalam hal ini lebar jembatan (0,50 + 6,00 + 0,50) meter.
3)  Jembatan Kelas Low Standar (C/III)
Merupakan jembatan kelas standar dengan perencanaan 50% muatan “T” dan 50% muatan “D” dalam hal ini lebar jembatan adalah (0,50 + 3,50 + 0,50) meter.
Klasifikasi Menurut Formasi Lantai Kendaraan
1. Jembatan lantai atas
2. Jembatan lantai tengah
3. Jembatan lantai bawah
4. Jembatan double deck
Klasifikasi Menurut Bidang Yang Dipotongkan
1. Jembatan tegak lurus
2. Jembatan lurus (Straight Bridge)
3. Jembatan menceng (Skewed Bridge)
4. Jembatan lengkung (Curved Bridge)
Klasifikasi Menurut Lokasi
1. Jembatan biasa
2. Jembatan viaduct
3. Jembatan layang (Overbridge /Roadway Crossing)
4. Jembatan kereta api
Demikian tulisan yang saya paparkan perihal dari klasifikasi jembatan, semoga tulisan ini menambah wawasan saudara dan memberikan pengalaman yang berguna, sekian dan terimaksih.

0 komentar