Teknik Meningkat Rumah Sistem Beton Konvesional

April 16, 2018
Dalam dunia rancang bangun, memiliki beberapa metode dalam hal merenovasi atau meningkat rumah, seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, sedikitnya ada 9 teknik yang digunakan khusususnya di indonesia untuk meningkat rumah. Pada postingan ini, saya memaparkan teknik meningkat rumah yang sudah sangat populer yaitu menggunakan system beton konvensional.

Sistem Beton Konvesional
Teknik Meningkat Rumah Sistem Beton Konvesional
Sistem Beton Konvesional
Sistem ini sudah popular sejak tahun 1960, system ini menggunakan 100% bahan bekisting (perancah) kayu atau bambu sebagai sarana penopang lantai dan balok beton atas. Saat kayu masih murah dan mudah didapat, orang cenderung menggunakan system ini. Setelah harga kayu mulai merambat naik dan untuk menekan biaya pekerjaan maka system ini sudah jarang digunakan. Sebagai gantinya, dipakai bekisting besi yang dikenal dengan sebutan scaffolding. Kelebihan bahan ini adalah dapat dipakai terus menerus dan bergantian dari lantai bawah ke lantai berikutnya. Sebalinya jika menggunakan bekisting kayu setelah pekerjaan selesai, kayu dijual dengan harga yang sangat murah. Sementara jika penggunaan scaffolding selesai maka akan dikembalikan ke tempat sewanya.
Kerugian meningkat rumah menggunakan system konvensional adalah sebgai berikut:
1)  Biaya yang dihabiskan cukup tinggi
2)  Setelah pengecoran selesai, harga jual beklisting turun drastis.
3)  Harus ditunggu sekitar 21 hari agar perancah kayunya bisa dilepas sehingga ruangan dibagian bawah tidak bisa dikerjakan.
4) Pengerjaan pemasangn bekisting memakan waktu lama sehingga ongkos tukang menjadi lebih besar.
5)  Pembongkaran bekisting membutuhkan waktu berhari-hari.
6) Diperlukan tempat ekstra lebar untuk menumpuk material bekas bekisting
7)  Banyak menggunakan besi beton, paku, kawat beton sehingga biaya yang dikeluarkan akan bertambah besar.
Ada beberapa tips untuk menekan biaya jika menggunakan bekisting kayu, antara lain sebagai berikut:
1)  Dinding bata harus sudah terpasang sampai mendekati lantai atas tanpa harus diplester.
2)  Jarak antar dinding maksimal 3 m. jika 4 m harus ada support ditengah-tengahnya.
3)  Susunan rangka kayu kaso berjarak 60 cm.
4)  Rangka kayu kaso dapat digunakan sebagai bahn balok kayu atap.
Sistem Pembesian Beton Cor
Beton konvensional membutuhkan banyak besi beton. Diameter besi untuk rumah tinggal umumnya menggunakan besi berdiameter 8-10 mm. jarak pemasangan antar besi mulai dari 15-20 cm, bahkan ada yang bejarak setiap 25 cm.
Jarak diameter besi yang dipakai tergantung dari jarak antar balok beton tergantung dari jarak anatar balok beton dan beban yang dipikul oleh pelat dan balok diatasnya. Ketebalan plat lantai umumnya adalah 12 cm. Sementara beban untuk rumah tinggal sederhana berkisar 200-250 kg/m3.
Contoh pemakaian besi beton untuk luasan 1 m2 dengan ketebalan plat 12 cm adalah sebagai berikut:
1)  Penggunaan beton cor adalah 1 m x 1 m x 0,12 = 0,12 m3
2) Pemakain besi berdiameter 8 mm setiap jarak 20 cm dan pembesian rangkap atas bawah.
Kebutuhan besi adalh 1 m : 20 cm = 5 buah. Oleh karena dibuat 2 lapis dibagian atas dan 2 lapis dibagian bawah maka kebutuhan besi beton adalah 4 x 5 buah = 20 buah atau 20 m panjang besi beton standar SNI yaitu 12 m. Artinya, untuk setiap 1 m2 pelat beton diperlukan besi sebanyak 1,67 batang.
Trik Pembesian Pelat Beton Konvensional
Meskipun menghabiskan dana dan waktu yang banyak, tidak menutup kemungkinan ada pemilik rumah yang tetap memakai beton konvensional dalam meningkat rumah. Seperti yang telah disinggung bahwa pemakaian besi pelat cor beton konvensional ini memakan biaya besar, terutama harga besi yang semakin tinggi. Dengan menngunakan pelat beton konvensional umumnya jika terjadi gempa dan keruntuhan dimulai dari kolom kemudian balok yang dibarengi oleh pelat yang terbawa balok. Pelat hanya berfungsi menerima beban secara merata, dan beban disalurkan ke balok, lalu ke kolom dan terus ke pondasi dengan cara sebagai berikut:
1)  Menyilangkan pengaturan jarak besi bagian atas dengan bawah.
2) Memasang balok didalam pelat pada tengan bentangan dibagian tengah bentangan panjang.
Tujuan pemasangan balok di dalam pelat (balok tidak akan terlihat karena rata dengan ketebalan pelat) untuk menghilangkan factor lendutan yang akan timbul dalam pemakaian. Jika digunakan untuk rumah tinggal tidak akan berpengaruh, kecuali dipakai untuk perkantoran, ruang pendidikan dan gudang yang pelat nya mempunyai ukuran lebih panjang. Jika ini terjadi, harus dilakukan perbaikan untuk perkuatan system konstruksi pelatnya.
Sebelum masuk kedalam system pembesian, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian “bentangan”. Di dalam istilah teknik bangunan, bentangan adalah jarak bebas tanpa ada penahanan di antara bentangan yang dimaksud. Bentangan yang dikehendaki adalah jarak bebas antara balok ke balok atau kolom ke kolom. Bentangan ada dua macam dan selalu bersamaan terjadi dan tidak mungkin terpisahkan, yaitu bentang pendek dan bentang panjang. Bentangan pendek adalah bentangan yang ada serta mempunyai jarak ukuran yang lebih kecil dari bentangan lawanya.
Pada bagian kedua pemasangan balok didalam pelat yang memakai ketentuan tersendiri, yaitu pemasangan besi hanya ada dilapisan bawah saja dengan jarak dari papan bekisting 1/3 dari ketebalan pelat. Di bagaian tengan pada bentangan panjang diberi balok di dalam pelat. Tujuanya, selain untuk menghemat pemakaian besi juga difungsikan untuk antilendut. Seperti diketahui bahwa lendutan akan selalu terjadi pada bagian tengah sehingga balok di dalam pelat ini digunakan untuk itu.
Demikian pemaparan dari saya perihal meningkat rumah menggunakan sustem beton konvesional, selebihnya terserah saudara sekalian untuk mempertimbangkannya, postingan ini hanyalah sebagai saran atau rujukan bagi siapa saja yang memerlukannya.

0 komentar